Selasa, 22 Maret 2016

FAKTA EFEK/DAMPAK BERHUBUNGAN SEKS ANTARA SAUDARA

FAKTA EFEK/DAMPAK BERHUBUNGAN SEKS ANTARA SAUDARA Berdasarkan ilmu medis, memang pernikahan antara dua orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan yang dekat memang memiliki risiko 1.7–2.8% untuk memiliki keturunan yang mengalami kelainan genetik. Hal ini disebabkan karena 2 orang yang masih memiliki relasi persaudaraan yang dekat/hubungan darah juga masih memiliki hubungan genetik yang hampir sama. Dua genetik yang hampir sama ini juga berarti memiliki kelebihan yang hampir sama atau sama dan kekurangan yang hampir sama atau sama. Kekurangan yang sama tersebut dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada keturunannya.
The Latin American Collaborative Study of Congenital Malformation menemukan bahwa pada perkawinan antara mereka yang memiliki hubungan darah ditemukan keturunan dengan kelainan kongenital seperti hidrosefalus, bibir sumbing, polidaktili (jumlah jari  kaki dan atau tangan yang lebih banyak dari normal), kelainan kongenital pada jantung.
Sebuah laporan dari BBC juga menyebutkan bahwa perkawinan antara mereka yang memiliki hubungan darah (secara khusus disebutkan antara sepupu generasi pertama) memiliki kemungkinan 13 kali lebih besar dari pada populasi umum untuk memiliki keturunan yang mengalami kelainan genetik, meninggal pada saat baru lahir atau mengalami cacat yang serius.
Berbagai kerugian medis ini merupakan dasar untuk tidak menganjurkan perkawinan antara mereka yang memiliki hubungan darah.
Secara kesimpulan, dapat dikatakan bahwa memang ada risiko timbulnya kelainan genetik pada dua orang pasangan yang memiliki hubungan kekerabatan (termasuk sepupu). Namun hingga saat ini tidak bisa dipastikan secara meyakinkan dan akurat, apakah janin dalam kandungan sepupu Anda tersebut akan secara pasti memiliki kelainan/ kecacatan atau tidak. Hingga saat ini, untuk mengetahui kelainan bawaan/ kecacatan dari dalam kandungan hanya bisa dilakukan dengan USG. Lakukanlah pemantauan kehamilan secara teratur untuk meyakinkan kondisi kesehatan ibu dan janinnya. Cara seperti aspirasi/ pengambilan ketuban untuk mengecek kromosom dan materi genetik anak untuk mencari kelainan, belum dilakukan secara luas mengingat risikonya yang besar terhadap ibu dan anak.